Minggu, 07 Desember 2008

Jenis Investasi

Ada banyak jenis-jenis instrumen investasi yang ada di pasar. Untuk memilih investasi yang paling cocok bagi Anda, Anda harus mengenal karakter masing-masing instrumen itu.

Secara umum, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. Ketika membeli obligasi, Anda meminjamkan uang kepada penerbit obligasi.

Imbalannya, penerbit akan memberikan bunga atas uang Anda tadi, dan pada akhirnya mengembalikan semua uang yang Anda pinjamkan. Faktor bunga yang dibayarkan secara tetap (tiap 3 bulan-6 bulan) itulah yang membuat obligasi masuk grup investasi berpendapatan tetap.

Daya tarik obligasi adalah ia relatif aman. Bahkan, jika membeli obligasi terbitan pemerintah - di Indonesia disebut Surat Utang Negara (SUN) atau Obligasi Negara Ritel (ORI) - investasi Anda dijamin oleh pemerintah. Dus, investasi Anda nyaris bebas risiko (risk-free).

Tapi, keamanan itu ada biayanya. Karena risikonya rendah, potensi keuntungan obligasi juga tidak terlalu tinggi. Umumnya, tingkat keuntungan obligasi lebih rendah dibandingkan instrumen lainnya.

Ketika Anda membeli saham suatu perusahaan, Anda ikut menjadi pemilik perusahaan itu. Karenanya, Anda juga memilik hak suara dalam rapat pemegang saham. Selain itu, Anda juga berhak menerima keuntungan yang dialokasikan perusahaan untuk pemegang saham. Inilah yang disebut sebagai dividen.

Jika obligasi memberikan arus pendapatan yang rutin, keuntungan saham sangat fluktuatif. Perlu dicatat, jika membeli saham, Anda tidak memperoleh jaminan apa pun. Bahkan, kadang kala saham pun tidak membagikan dividen. Dalam kasus ini, Anda hanya bisa berharap memperoleh keuntungan (capital gain) dari kenaikan harga saham yang Anda beli. Tapi, kenaikan harga saham ini juga tidak selalu terjadi.

Yang menarik, saham memberikan keuntungan yang relatif lebih tinggi dibanding dengan obligasi. Tapi, tentu saja ada risikonya: seluruh investasi Anda bisa hilang.

Pastinya, Anda harus mengetahui lebih dulu tentang�instrumen investasi obligasi dan saham. Intinya, obligasi memberikan arus pendapatan yang rutin dan tetap berupa bunga. Selain itu, instrumen obligasi juga relatif aman, apalagi jika penerbit obligasi itu adalah pemerintah. Cuma, keuntungan obligasi relatif rendah dibandingkan instrumen investasi lainnya.

Selain obligasi dan saham, investor juga bisa membiakkan duitnya di reksadana. Instrumen investasi ini menawarkan banyak kelebihan. Selain modal awal yang dibutuhkan tak terlalu besar, investor juga tak perlu meluangkan banyak waktu untuk memelototi investasi. Sudah begitu, Anda juga tak harus berpengalaman. Jika reksadana mengecewakan, Anda juga bisa menjajal instrumen-instrumen investasi alternatif.

Sementara, ketika membeli saham, Anda menjadi salah pemilik perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Keuntungan saham bisa berupa pembagian keuntungan atau dividen dan kenaikan harga saham tersebut. Jika dibandingkan dengan obligasi, keuntungan saham ini relatif lebih tinggi. Tapi, risikonya, keuntungan saham ini bisa berfluktuasi tiap hari. Selain itu, modal investasi awal Anda juga bisa tergerus habis.

Reksadana adalah kumpulan saham, obligasi, atau instrumen-instrumen lainnya. Ketika Anda membeli reksadana, Anda mengumpulkan uang Anda bersama-sama dengan investor-investor lainnya. Lantas, sebagai sebuah kelompok Anda dan investor lainnya membayar manajer investasi untuk mengelola kumpulan dana itu. Berdasarkan fokus investasinya, reksadana itu ada banyak jenisnya. Ada reksadana saham, obligasi, campuran, pasar uang, terproteksi, dan reksadana indeks.

Kelebihan reksadana adalah bahwa Anda bisa menginvestasikan uang Anda tanpa harus meluangkan waktu atau berpengalaman terlebih dahulu. Secara teoritis, keuntungan investasi Anda pasti akan lebih tinggi jika Anda menyerahkannya kepada profesional ketimbang jika Anda menginvestasikannya sendiri.

Instrumen alternatif

Selain tiga instrument utama itu, ada juga instrumen-instrumen alternatif, seperti opsi, kontrak berjangka, valuta asing (valas), emas, properti, dan masih banyak lagi. Tapi, jika Anda sedang mulai untuk berinvestasi, tak perlu terlalu pusing memikirkan investasi-investasi alternatif itu. Sebab, meskipun memberikan keuntungan tinggi, investasi-investasi itu biasanya memiliki risiko yang sangat tinggi. Hanya properti dan emas yang risikonya relatif rendah. Selain itu, sebelum nyemplung ke instrumen-instrumen itu, Anda juga harus memiliki ilmu yang memadai terlebih dahulu. Jadi, jangan coba-coba cari masalah kalau belum siap.

Sumber : Kontan




0 komentar:

Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template