Selasa, 27 April 2010

Investasi Saham di Pasar Modal adalah Judi ?

Pernahkah Anda mendengar orang berkata hal-hal di bawah ini ketika mendengar kata 'investasi', khususnya investasi di pasar modal ?

· Saya kehilangan setengah uang tabungan saya ketika pasar modal mengalami crash,
· Setiap kali saya membeli saham, saham tersebut turun,
· Lebih baik didepositokan saja karena lebih aman,
· Berinvestasi sangat beresiko, Anda dapat kehilangan seluruh modal Anda,
· Membeli saham seperti berjudi,
· Uang yang saya investasikan untuk anak saya sekolah akibat crash di bursa, hilang begitu saja !· Banyak orang bunuh diri karena gagal dalam berinvestasi di saham


Mitos-mitos ini lahir karena Anda selalu didoktrin dengan fakta-fakta dari bank atau ahli keuangan bahwa yang namanya high return pastilah high risk. Untuk memperoleh return yang tinggi, Anda harus menjadi seorang risk taker! Kebanyakan orang tidak suka mengambil resiko, makanya mereka sama sekali tidak mencoba menginvestasikan uangnya di pasar modal, karena takut akan resiko yang begitu besarnya.

Kebanyakan orang menjadi phobia terhadap pasar modal. Mereka percaya bahwa investasi itu terlalu beresiko dan lebih baik menyimpan uang di bank. Mereka lebih baik menerima return 4-5% saja dari deposito dibandingkan meraih puluhan hingga ratusan persen dari pasar modal.

Sayang sekali, karena orang-orang ini melewatkan salah satu dari cara-cara paling dahsyat dalam membangun kekayaan. Dengan tidak berinvestasi, uang anda akan tergerus inflasi.

Satu kabar gembira untuk anda : High return tidak harus high risk ! Apakah benar bahwa berinvestasi di bursa saham terlalu beresiko ? Jawabannya … TERGANTUNG.
Bisa ya, bisa juga tidak ! Mau tahu kenapa demikian ?

Jika Anda ingin mendapatkan jawabannya, Anda bisa download gratis digital report dan audio mp3 karangan teman Saya, Ferdie Darmawan secara GRATIS disini 


investor sibuk

Read More...

Selasa, 20 April 2010

Awal Mula Perjalanan Bisnis Chairul Tanjung

"KOK tiba-tiba Chairul punya usaha sebesar itu? Dia itu orangnya siapa, koneksinya siapa atau memutar duit siapa?” ujar Chairul Tanjung menirukan ucapan orang-orang yang terheran-heran dengan mengorbitnya dia sebagai pengusaha besar. Dan itu terjadi di tengah krisis yang menerpa Indonesia, 1998-1999, ketika banyak konglomeret lama terhempas. “Ada yang bilang saya memutar duit Cendana (mantan Presiden Soeharto). Ada juga yang bilang saya memutar duit Gus Dur (bekas Presiden Abdurrahman Wahid),” tambah Komisaris Utama Para Group itu.

Dilahirkan di Jakarta sebagai anak A.G. Tanjung, wartawan di zaman orde lama yang sempat menerbitkan lima sukar kabar beroplah kecil, Chairul dan keenam saudaranya tadinya hidup berkecukupan. Tiba di zaman Orde Baru, sang ayah dipaksa menutup usaha persnya karena berseberangan secara politik dengan penguasa, hingga membuat hidup mereka dalam kekurangan. Keadaan ini memaksa orangtuanya melego rumah mereka dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit. Tapi Chairul kecil tak kecil hati. “Saya bercita-cita jadi orang besar,” tekad sang Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985.

Lepas SMA masuk Fakultas Kedokteran Gigi UI (1981), Chairul segera menghadapi kekurangan biaya kuliah. Ia pun mulai berbisnis dari dasar sekali, berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Selanjutnya, ia membuka sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat -- tapi bangkrut. “Bayangkan, jika sehari ada puluhan teman (mahasiswa) yang makan siang dan makan malamnya saya tanggung,” papar dokter gigi yang urung berpraktik ini.

Setelah menutup tokonya, MBA dari IPPM itu membuka usaha kontraktor. Kurang berhasil, Chairul bekerja di industri baja dan kemudian pindah ke industri rotan. Waktu itulah, ia bersama tiga rekannya membangun PT Pariarti Shindutama. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaannya langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Dari sini usahanya merambah ke industri genting, sandal dan properti. Sayang, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, ia pecah kongsi dengan ketiga rekannya – dan, hingga kini, Chairul memilih berjalan sendiri.

Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multi media. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Tugu yang kini bernama Bank Mega -- yang kini telah terangkat dari bank papan bawah ke bank papan atas. Selain memiliki perusahaan sekuritas, ia juga merambahi bisnis asuransi jiwa dan asuransi kerugian. Di sektor sekuritas, lelaki kelahiran Jakarta itu mempunyai perusahaan real estat dan pada 1999 telah meluncurkan Bandung Supermall. Di bisnis multimedia, Chairul mulai meluncurkan Trans TV, di samping akan menangani stasion radio dan media on line atau satelit. Ia bersiap masuk ke dunia media cetak.

Di tengah persaingan yang sengit di sektor televisi, Chairul tampaknya merasa yakin Trans TV-nya akan memanen keberhasilan. Ini karena ia melihat pada belanja iklan nasional yang sudah mencapai Rp 6 triliun setahun – 70% di antaranya akan diambil televisi. “Bagi Para Group, kami tak punya pilihan. Kami harus menjadi yang terbaik, dengan sangat mengedepankan profesionalisme” kata ayah satu anak hasil perkawinannya dengan drg Anita Ratnasari ini.

Chairul mengaku tak tahu jumlah perusahaannya. Yang jelas Para Group mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding. Yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti). Di sini dipekerjakan 5.000 orang.

Chairul, melalui konsersium pimpinan Bank Mega, gagal menguasai kepemilikan Bank BCA. Toh ia masih punya sejumlah pekerjaan rumah yang harus ia selesaikan. Yakni menjadikan Trans TV menjadi televisi terbaik di Indonesia dalam masa tiga tahun ini. Menjadikan financial supermarket-nya the best servive provider bidang keuangan. Yang ketiga, menjadikan Bandung Supermall sebagai Central Business District – yang dari 11 hektar lahan totalnya baru terpakai tiga hektar saja. Di atas sisa 5 hektar itu, kata Chairul, “Kami akan membangun hotel, gedung perkantoran, dan sebagainya.”

Jelas Chairul Tanjung pengusaha yang berhasil. Namun ia mengaku tak bernafsu memamerkan kesuksesannya. Meski sudah empat tahun lebih memakai BMW seri 7, ia masih belum ingin membeli mobil baru yang lebih mewah. Ia juga masih tinggal di Komplek Deplu, dekat Bintaro, Tangerang, Jawa Barat.

Read More...

Senin, 19 April 2010

Chairul Tanjung Mengakusisi Carrefour Indonesia Melalui Trans Crop

Setelah sukses mendirikan "DisneyLand" indoor di Makassar, baru-baru ini Chairul Tanjung melakukan gebrakan baru dengan mengakusisi saham carrefour. Berikut berita yang dikutip dari Republika :

Trans Corp, kelompok usaha dari Para Group milik pengusaha Chairul Tanjung, mengakuisisi 40 persem saham PT Carrefour Indonesia sekaligus menjadi pemegang saham terbesar. Nilai akuisisi atas perusahaan ritel terbesar di Indonesia itu lebih dari 300 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,8 triliun.

Menurut Chairul Tanjung, dana akuisisi didapat dari pinjaman konsorsium empat bank asing sebesar 350 juta dolar AS, yaitu Credit Suisse, Citibank, JP Morgan, dan ING Commercial Bank. ‘’Sisa pinjaman akan digunakan untuk menambah modal,’’ kata pengusaha yang baru saja masuk daftar seribu orang terkaya sejagad ini, di Jakarta, Jumat (16/4)

Untuk melunasi pinjaman akuisisi Carrefour ini, Trans Corp akan menggali utang baru dengan menerbitkan obligasi global. Uniknya, penjamin emisinya juga empat bank yang memberi pinjaman dana untuk akuisisi Carrefour.

‘’Telah ada kesepakatan dengan empat underwritter, di antaranya Credit Suisse, Citibank, JP Morgan, dan ING,’’ kata Chairul. Nilai pasti obligasi masih menunggu hasil roadshow empat penjamin emisi ke Singapura, Hong Kong, dan Amerika Serikat. ‘’Minimal 350 juta dolar AS sesuai nilai pembelian 40 persen saham Carrefour,’’ tambah dia.

Dengan penguasaan 40 persen saham, Trans Corp mendapatkan hak atas posisi empat komisaris dan dua direksi. Chairul menjabat presiden komisaris. Dua posisi komisaris Trans Corp diisi mantan kapolri Bimantoro dan mantan ke pala Badan Intelijen Negara AM Hendro priyono. Trans Corp belum menentukan jatah dua direksi dan satu komisaris lagi.

Carrefour Indonesia mengoperasikan 79 gerai, terdiri 63 hypermarket dan 16 supermarket di 22 kota. Pa da 2009 penjualannya mencapai Rp 11,7 tri liun. Namun, saat ini Carrefour mengha dapi kendala terkait pengajuan kasasi Ko misi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kepada Mahkamah Agung (MA) setelah PN Jakarta Selatan membatalkan seluruh putusan KPPU tanggal 3 No vem ber 2009 mengenai monopoli dan per saing an usaha tidak sehat oleh Carrefour.

Dalam keputusannya KPPU mendenda Carrefour Rp 25 miliar dan meminta Carrefour melepas seluruh sahamnya di PT Alfa Retailindo. Carrefour mengakuisisi 75 per sen saham perusahaan ritel yang memiliki jaringan 29 hypermarket Alfa itu pada Januari 2008. Kami akan menghadapi gugatan itu sesuai prosedur formal hukum. Kami akan segera menemui KPPU untuk mencari jalan keluar kata Chairul.

KPPU menyambut baik iktikad Chairul Tanjung. Namun, Direktur Komunikasi KPPU, Ahmad Junaidi, mengatakan, KPPU tetap fokus terhadap upaya kasasi dan menunggu putusan MA walau ada upaya pendekatan dari Chairul Tanjung. KPPU sebagai institusi akan berpegang kepada hukum acara, kata Ahmad. c15/c03, ed: rahmad bh


Read More...

Berinvestasi Saham Melalui Online Trading

Sistem transaksi saham secara online memberikan banyak manfaat bagi investor. Yang pasti, transaksi saham bisa dilakukan oleh investor sendiri secara lebih cepat. Artinya, investor bisa cepat bereaksi jika ada informasi atau peristiwa yang bisa mendatangkan peluang baru atau mengancam portofolio sahamnya.

SETELAH peranti transaksi online saham seperti HOTS dan IPOT terpasang di komputer atau laptop, investor sudah bisa bertransaksi saham secara langsung. Ibaratnya, investor seperti sudah benar-benar berada di lantai Bursa Efek Jakarta (BEJ). Maklum, sistem itu sudah tersambung langsung dengan sistem transaksi Jakarta Automated Trading System (JATS) di BEJ.

Jika ingin menjual atau mem-beli saham, investor tinggal masuk ke menu transaksi (market trading) yang ada di program transaksi online itu.Lalu, dia bisa memasukkan sendiri kode saham yang ingin dibeli atau dijual, jumlah lotnya (1 lot = 500 saham), dan harga pembelian atau harga jualnya.

Selanjutnya, jika order beli atau jual itu sudah menemukan pasangan order yang cocok dari investor lain, transaksi itu akan selesai atau ditutup. Si investor tinggal menyelesaikan transaksi itu tiga hari kemudian (T+3). Namun jika order itu belum bertemu "jodoh", posisi itu akan tetap terbuka (open).Betul, setiap order transaksi itu tetap akan melewati sistem yang dimiliki oleh broker. Tapi, broker tidak akan mengubah apa-apa. Ia hanya memeriksa persyaratan administrasi investor dan mencatat transaksi itu.

Misalnya, ketika seorang nasabah melakukan transaksi pembelian saham, broker akan memeriksa apakah saldo dana yang dimiliki nasabah itu di rekeningnya masih cukup untuk melakukan transaksi itu.Yang pasti, proses ini tak akan memakan waktu terlalu lama. Sebab, semuanya sudah dilakukan oleh sistem komputer broker. Jadi, dengan memakai sistem trading secara online ini, investor bisa melakukan transaksi dengan lebih cepat, paling-paling dalam hitungan detik saja.

Dengan memanfaatkan sistem transaksi online saham milik perusahaan sekuritas, investor juga bisa mengawasi semua transaksi dan informasi yang ada bursa saham saham secara terus-menerus. Namun, investor harus menyediakan biaya ekstra untuk bisa menikmati berbagai kemudahan transaksi saham secara online tadi.

DENGAN memanfaatkan sistem transaksi online saham, investor bisa cepat bereaksi bila ada informasi atau peristiwa yang bisa memberikan peluang baru. Jika ada peristiwa yang mengancam portofolio sahamnya, investor juga bisa cepat bereaksi.

Apalagi, sistem online trading itu biasanya juga menyediakan menu pemantauan pasar atau market monitoring. Artinya, secara langsung (real time), investor bisa mencermati pergerakan semua saham-saham, indeks-indeks, maupun informasi-informasi lain yang ada di BEJ. Dengan kata lain, investor bisa lebih cepat mengakses semua informasi dan peristiwa yang ada di pasar modal.

Namun, tentu saja, semua layanan ekstra ini tidak gratis. Setiap perusahaan sekuritas yang mempunyai sistem online trading biasanya akan memungut biaya dari para nasabahnya. Ambil contoh PT Indo Premier Securities yang memiliki sistem transaksi online IPOT (Indopremier Online Trading).

Untuk setiap transaksi beli saham melalui IPOT, Indo Premier memungut biaya 0,19% dari nilai transaksi beli tersebut. Sementara untuk transaksi jual saham, biayanya 0,29% dari nilai transaksi jual. Biaya transaksi PT eTrading Securities yang memiliki sistem Home & Office Trading System (HOTS) sedikit lebih tinggi. Ia memungut 0,25% untuk transaksi beli dan 0,35% untuk transaksi jual melalui HOTS.

Selain itu, investor juga harus membayar biaya Rp 33.000 per bulan kepada sekuritas untuk penggunaan aplikasi transaksi online itu. Namun, jika pengguna sistem itu terus bertambah banyak dan semakin aktif, biaya bulanan ini bisa saja suatu saat dihapuskan.?

Transaksi saham via telepon maupun melalui sistem transaksi online memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang pasti, transaksi saham secara online lebih cepat. Namun, sebelum bertransaksi melalui sistem ini, sebaiknya investor memahami seluk-beluk bursa saham. Maklum, ia benar-benar akan mengontrol transaksinya sendiri.

METODE transaksi saham dengan cara lama, yakni dengan mengandalkan telepon, memang tetap nyaman buat sebagian investor. Para investor baru, misalnya, belum terlalu percaya diri untuk membuat keputusan jual-beli saham sendiri.

Nah, dengan menggunakan telepon, ia masih bisa berkonsultasi langsung dengan perusahaan broker. Namun, sekali lagi, cara ini memiliki cukup banyak risiko. Yang pasti, proses transaksi saham bisa menjadi lebih lambat. Apalagi kalau investor harus antre untuk bisa tersambung dengan telepon broker.Selain itu, kadang-kadang broker juga salah menangkap kode saham, jumlah saham, maupun harga jual atau beli yang diinginkan investor. Kesalahan seperti ini tentu bisa berakibat fatal.

Nah, dengan menggunakan sistem transaksi saham online, investor bisa langsung memasukkan sendiri kode saham, harga saham, dan jumlah saham itu. Jadi, ia bisa mengontrol transaksinya secara langsung. Walaupun, kasus salah ketik angka nol atau kode saham masih saja bisa terjadi.

Kelebihan yang paling menonjol, proses transaksi saham secara online ini bisa jauh lebih cepat dibandingkan dengan melalu telepon.Namun, untuk bisa bertran-saksi dengan sistem online ini si investor sebaiknya telah benar-benar menguasai seluk beluk bursa saham. Karenanya, menurut sebagian pengamat, sistem cocok untuk investor saham yang sudah lumayan canggih pengetahuannya.Adapun investor yang masih gres bisa mencoba transaksi via telepon dahulu sambil belajar. Kalau sudah jago, baru lewat sistem online.

-Kontan-

Read More...
Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template