Minggu, 28 Desember 2008

Benarkah Jika Investasi High Risk berarti High Return?

high risk high return, business, investment, investasi, resiko, resiko investasiSaya sering membaca, mendengar, melihat banyak para ahli-ahli investasi mengungkapkan istilah High Risk High Return, atau jika berani mengambil resiko tinggi berarti akan mendapat hasil yang tinggi. Apakah benar pedoman itu berlaku dalam berinvestasi? Hemm, sebaiknya para "financial planner" atau tokoh - tokoh, maupun analisis investasi merenungkan kembali ucapan mereka di media-media, di buku-buku, atau melalui televisi.


Menurut saya tingkat resiko yang tinggi atau bahkan sangat tinggi belum tentu menentukan hasil yang tinggi. Besar kecilnya hasil investasi kita itu lebih diutamakan oleh tingkat kecerdasan kita dalam berinvestasi. Ya, semakin cerdas seseorang dalam berinvestasi semakin bisa tinggi pula hasilnya.

Sekarang bisa anda bayangkan, misalnya ada seseorang yang belum pernah sama sekali berinvestasi, tidak pernah belajar investasi, apalagi ikut seminar-seminar investasi, ingin mendapat hasil yang sangat tinggi dari investasinya. Maka ia memilih investasi dengan resiko tertinggi misalnya, apakah dia dipastikan mendapat hasil yang tinggi? Berapa kemungkinan berhasilnya? Hmm, 5%? Bahkan mungkin nol persen!

Yah, kecerdasan lah yang menentukan hasil yang bisa kita dapatkan! itu yang utama, bukan tingkat resiko, ataupun umur kita. Kecerdasan yang dimaksud disini bukanlah kecerdasan intelektual, kecerdasan Sains, Fisika, bukan! Juga tidak ada hubunganya dengan IQ. Kecerdasan dalam berinvestasi itu berarti sabar, disiplin, antusias untuk belajar dan action! Kepintaran macam ini lebih fokus ke karakter dan kepribadian, bukannya otak.

Terdapat bukti bahwa IQ yang tinggi serta pendidikan tinggi tidak cukup untuk membuat seorang investor menjadi pintar. Pada tahun 1998, Long Term Capital Management L.P, sebuah perusahaan hedge fund yang dikelola oleh pasukan ahli matematika, ilmuwan komputer, dan dua ekonom peraih hadiah nobel, kehilangan lebih dari $ 2 miliyar dalam hitungan minggu dalam sebuah pertaruhan besar bahwa pasar obligasi kembali "normal."

Ada juga kisah seorang Sir Isaac Newton, yang pada tahun 1720 memiliki saham South Sea Company, saham yang paling hot di Inggris. Begitu gejolak pasar tidak terkendali, sang fisikawaan besar mengeutu bahwa ia "bisa menghitung pergerakan benda langit, tetapi ia tidak bisa mengalkulasi kegilaan orang."

Newton melepas saham South Seanya dan mengantongi 100% keuntungan sebesar 7000 poundsterling. Namun hanya beberapa bulan kemudian, karena terbawa arus antusiasme pasar yang luar biasa, Newton kembali terjun kepasar ketika harga saham sudah jauh lebih tinggi dan rugi 20.000 poundsterling (lebih dari $ 3 juta dalam uang sekarang). Sampai akhir hidupnya, ia melarang siapa pun untuk menyebut "South Sea" di diekatnya.

Anda pasti tahu, Sir Issac Newton adalah salah satu orang terpintar di Bumi, namun dalam pendekatan kecerdasan investasi tadi, Newton bukanlah seorang yang pintar sebagai investor.

Singkatnya, jika anda gagal berinvestasi, itu buka karena anda bodoh. Itu karena seperti Sir Isaac Newton dan anda belum mengembangkan disiplin emosi yang dibutuhkan untuk melakukan investasi.

=============================================================

" Rahasia Bagaimana Seorang Anak Berusia 21 tahun Meraih
Profit Konsisten di Bursa Saham Hanya Dengan 10 Menit/Minggu "

investor sibuk

Read More...

Kamis, 18 Desember 2008

Download Gratis Buku The Intelligent Investor (Ebook Version) by Benjamin Graham

the intelligent investor, investor, free, download, buffett
Inilah edisi revisi dari buku yang tak lekang oleh waktu. Diterbitkan pertama kali tahun 1949, buku ini justru semakin diakui sebagai kitab suci investasi. Jutaan orang dari seluruh dunia telah membacanya. Puluhan tahun perkembangan pasar pun telah membuktikan keampuhan strategi di buku ini.

Komentar luas dari Jason Zweig membuat karya klasik ini dapat Anda nikmati seiring perubahan sarana investasi dan aktivitas pasar terkini. Zweig menghubungkan prinsip-prinsip Graham dengan berbagai kejadian penting dalam dunia keuangan masa kini. Hasilnya, tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa prinsip-prinsip Graham nyaris selalu terbukti benar.

Graham merintis dan memopulerkan filosofi value investing, yang mengeksploitasi perbedaan antara harga (price) saham dan nilai (value) bisnis di baliknya. Pendekatan ini menggambarkan dengan jelas apa itu investasi dan spekulasi, juga bagaimana mengembangkan strategi jangka panjang dan menghindari kerugian fatal. Berinvestasi lewat saham, obligasi, atau mutual fund? Bagaimana sebaiknya mengatur komposisi portofolio Anda? Apakah kepribadian dan temperamen Anda mengharuskan Anda menjadi investor agresif, atau defensif? Anda bisa menjawab semua pertanyaan ini dengan menyimak saran bijak, panduan analitis, dan kisah-kisah Graham.

Buku ini juga mengungkap segudang data dan fakta dunia investasi/ keuangan sejak awal sejarah pasar saham hingga sekarang. Siapa pun Anda investor, spekulan, analis sekuritas, penasihat keuangan, CEO, manajer, karyawan, bankir, akuntan, dosen, atau mahasiswa teramat sayang bila Anda melewatkan buku legendaris ini!

Buku berharga Rp 159.900,- ini bisa anda dapatkan di toko-toko buku terdekat.
Tetapi bagi anda yang ingin memiliki buku ini versi ebooknya, anda bisa mendownloadnya langsung disini.

==========================================================

"...Temukan Rahasia Meraih Profit Konsisten di Bursa Saham Hanya dengan 10 MENIT Setiap Minggunya, Sekarang Juga!"


investor sibuk

Read More...

Selasa, 16 Desember 2008

hari Ini Indeks Terkoreksi 1,2%

Bursa Indonesia ditutup terkoreksi 1,2% setelah sempat naik tajam 96 poin kemarin. Merosotnya IHSG mengikuti pergerakan bursa regional yang mayoritas ditutup di teritori negatif seperti Topix (-2,16%), Singapore Strait Times(-0,20%), dan Nikkei (-1,12%). Jatuhnya bursa regional dipicu oleh kecemasan para investor terhadap resesi global yang akan menghambat pertumbuhan perekonomian. Sementara harga minyak stabil di level $44/barrel, bahkan sempat menyentuh US$50/barrel kemarin dibalik antisipasi para investor terhadap rapat OPEC yang akan digelar di Algeria besok.

IHSG ditutup melemah 16,4 poin ke level 1.342,86 dengan nilai transaksi mencapai Rp1,9 trilliun. Lonjakan IHSG kemarin menembus level psikologis 1.300 mendorong para investor untuk melakukan aksi profit taking pada beberapa saham unggulan seperti AALI (-3,58%), BUMI (-3,06%), dan PGAS (-5,37%). Selama intraday indeks tak pernah menembus zona positif, praktis sampai penutupan sesi kedua hanya ada 3 sektor yang ditutup menguat yaitu industri dasar, konsumen , dan manufaktur. Turunnya harga premium dan solar yang menjadi katalis penguatan indeks kemarin masih berpotensi turun menurut Sri Mulyani di Gedung DPR, Senayan, hari ini.

Untuk perdagangan besok indeks diestimasikan akan rebound seiring kebijakan the Fed mengumumkan interest rate paling lambat malam ini dan pernyataan gubernur Bank Sentral China yang mengindikasikan akan memangkas suku bunga acuannya bulan ini. Indeks Dow Future berada di level 8.600 (+0,22%).

Read More...

Minggu, 14 Desember 2008

Sinar Mas Sekuritas Kantongi 6,2% Saham BTEL

JAKARTA. Kabar bahwa Sinar Mas Group akan membeli saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) sudah lama beredar. Konon, pembelian tersebut bertujuan membesarkan bisnis PT Smart Telecom, anak usaha Grup Sinar Mas di bisnis halo-halo.

Kendati Sinar Mas dan BTEL membantahnya, bukan berarti kabar tersebut langsung mereda. Justru sebaliknya, anggapan tersebut makin mengental.

Dalam keterbukaan informasi kepada otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 12 Desember 2008, BTEL menyatakan bahwa salah satu anak usaha Sinar Mas, PT Sinarmas Sekuritas, telah memiliki saham BTEL. Hingga 28 November 2008, Sinarmas Sekuritas, telah memiliki 6,2% saham BTEL atau sama dengan 1,76 miliar saham.

Jika mengacu harga BTEL pada tanggal 11 Desember 2008 yang Rp 51 per saham, artinya nilai saham BTEL di kantong Sinar Mas Sekuritas mencapai sekitar Rp 91,8 miliar.

Bisa jadi, ketika membelinya, anak usaha PT Sinarmas Multiartha Tbk ini membayar lebih besar lagi. Sebab, harga BTEL pada November 2008 berkisar antara Rp 66-Rp 150 per saham.

Masuknya Sinarmas Sekuritas ini mengubah komposisi kepemilikan saham BTEL. Per 28 November, pemilik saham BTEL di atas 5% adalah PT bakrie& Brothers Tbk (22,43%), Credit Suisse Cabang Singapura (8,08%), Sinarmas Sekuritas (6,2%) dan sisanya milik publik.

Direktur Utama PT Sinarmas Sekuritas Kokaryadi Chandra membenarkan perusahaannya memiliki 6,2% saham BTEL. Ia membantah saham tersebut pesanan Sinar Mas Grup. "Bukan, itu saham nasabah," tandasnya, kemarin kepada KONTAN. Namun, ia enggan menjelaskan siapa nasabah yang membeli saham BTEL tersebut.

Ubaidillah Fatah, Direktur PT Smart Telecom juga membantah Sinar Mas membeli BTEL. "Sampai saat ini tidak ada pembicaraan tentang kabar itu," paparnya.

Namun, Ubaidillah tidak menampik bahwa perusahaannya termasuk berminat membeli tower BTEL. "Ada keinginan, namun saya tidak tahu rencana berikutnya," tegasnya.

Catatan saja, saat ini BTEL berencana menjual 543 menara telekomunikasinya. Total harga menara itu minimal sekitar Rp 380,22 miliar.

Abdul Wahid Fauzi KONTAN

Read More...

Minggu, 07 Desember 2008

Jenis Investasi

Ada banyak jenis-jenis instrumen investasi yang ada di pasar. Untuk memilih investasi yang paling cocok bagi Anda, Anda harus mengenal karakter masing-masing instrumen itu.

Secara umum, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. Ketika membeli obligasi, Anda meminjamkan uang kepada penerbit obligasi.

Imbalannya, penerbit akan memberikan bunga atas uang Anda tadi, dan pada akhirnya mengembalikan semua uang yang Anda pinjamkan. Faktor bunga yang dibayarkan secara tetap (tiap 3 bulan-6 bulan) itulah yang membuat obligasi masuk grup investasi berpendapatan tetap.

Daya tarik obligasi adalah ia relatif aman. Bahkan, jika membeli obligasi terbitan pemerintah - di Indonesia disebut Surat Utang Negara (SUN) atau Obligasi Negara Ritel (ORI) - investasi Anda dijamin oleh pemerintah. Dus, investasi Anda nyaris bebas risiko (risk-free).

Tapi, keamanan itu ada biayanya. Karena risikonya rendah, potensi keuntungan obligasi juga tidak terlalu tinggi. Umumnya, tingkat keuntungan obligasi lebih rendah dibandingkan instrumen lainnya.

Ketika Anda membeli saham suatu perusahaan, Anda ikut menjadi pemilik perusahaan itu. Karenanya, Anda juga memilik hak suara dalam rapat pemegang saham. Selain itu, Anda juga berhak menerima keuntungan yang dialokasikan perusahaan untuk pemegang saham. Inilah yang disebut sebagai dividen.

Jika obligasi memberikan arus pendapatan yang rutin, keuntungan saham sangat fluktuatif. Perlu dicatat, jika membeli saham, Anda tidak memperoleh jaminan apa pun. Bahkan, kadang kala saham pun tidak membagikan dividen. Dalam kasus ini, Anda hanya bisa berharap memperoleh keuntungan (capital gain) dari kenaikan harga saham yang Anda beli. Tapi, kenaikan harga saham ini juga tidak selalu terjadi.

Yang menarik, saham memberikan keuntungan yang relatif lebih tinggi dibanding dengan obligasi. Tapi, tentu saja ada risikonya: seluruh investasi Anda bisa hilang.

Pastinya, Anda harus mengetahui lebih dulu tentang�instrumen investasi obligasi dan saham. Intinya, obligasi memberikan arus pendapatan yang rutin dan tetap berupa bunga. Selain itu, instrumen obligasi juga relatif aman, apalagi jika penerbit obligasi itu adalah pemerintah. Cuma, keuntungan obligasi relatif rendah dibandingkan instrumen investasi lainnya.

Selain obligasi dan saham, investor juga bisa membiakkan duitnya di reksadana. Instrumen investasi ini menawarkan banyak kelebihan. Selain modal awal yang dibutuhkan tak terlalu besar, investor juga tak perlu meluangkan banyak waktu untuk memelototi investasi. Sudah begitu, Anda juga tak harus berpengalaman. Jika reksadana mengecewakan, Anda juga bisa menjajal instrumen-instrumen investasi alternatif.

Sementara, ketika membeli saham, Anda menjadi salah pemilik perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Keuntungan saham bisa berupa pembagian keuntungan atau dividen dan kenaikan harga saham tersebut. Jika dibandingkan dengan obligasi, keuntungan saham ini relatif lebih tinggi. Tapi, risikonya, keuntungan saham ini bisa berfluktuasi tiap hari. Selain itu, modal investasi awal Anda juga bisa tergerus habis.

Reksadana adalah kumpulan saham, obligasi, atau instrumen-instrumen lainnya. Ketika Anda membeli reksadana, Anda mengumpulkan uang Anda bersama-sama dengan investor-investor lainnya. Lantas, sebagai sebuah kelompok Anda dan investor lainnya membayar manajer investasi untuk mengelola kumpulan dana itu. Berdasarkan fokus investasinya, reksadana itu ada banyak jenisnya. Ada reksadana saham, obligasi, campuran, pasar uang, terproteksi, dan reksadana indeks.

Kelebihan reksadana adalah bahwa Anda bisa menginvestasikan uang Anda tanpa harus meluangkan waktu atau berpengalaman terlebih dahulu. Secara teoritis, keuntungan investasi Anda pasti akan lebih tinggi jika Anda menyerahkannya kepada profesional ketimbang jika Anda menginvestasikannya sendiri.

Instrumen alternatif

Selain tiga instrument utama itu, ada juga instrumen-instrumen alternatif, seperti opsi, kontrak berjangka, valuta asing (valas), emas, properti, dan masih banyak lagi. Tapi, jika Anda sedang mulai untuk berinvestasi, tak perlu terlalu pusing memikirkan investasi-investasi alternatif itu. Sebab, meskipun memberikan keuntungan tinggi, investasi-investasi itu biasanya memiliki risiko yang sangat tinggi. Hanya properti dan emas yang risikonya relatif rendah. Selain itu, sebelum nyemplung ke instrumen-instrumen itu, Anda juga harus memiliki ilmu yang memadai terlebih dahulu. Jadi, jangan coba-coba cari masalah kalau belum siap.

Sumber : Kontan




Read More...

Senin, 01 Desember 2008

Another Big Correction on Dow Jones

Bursa Indonesia sendiri telah memulai trend bearish jangka pendek setelah kemarin mengkonfirmasikan reversal pada indikator Stochastic. Besarnya sentimen negatif dari bursa US dan regional pagi ini akan menjadi alasan kuat investor untuk melakukan profit taking pada beberapa saham yang masih berada di area level Overbought seperti Banking, Telco’s dan Coal player. Indeks diperkirakan akan kembali melemah menembus level 1200 dengan rentang perdagangan hari ini berada pada kisaran 1170 – 1230. (etrading)

Read More...

Tips Bermain Saham Saat Resesi


Saat resesi seperti sekarang ini situasi pasar sulit ditebak kemana arahnya. Ada baiknya kita mulai mengganti strategi investasi/trading. Pola permainan pasar sudah berbeda dibanding setahun yang lalu. Kalo dulu di saat pasar bulish (naik) saham bergerak terus naik dan naik lagi. Kali ini jelas beda. Berikut ini beberapa tips bermain saham saat resesi, moga bermanfaat:


  1. Harga saham sekarang sudah murah, tapi kemungkinan masih ada yang lebih murahjadi akumulasi sedikit-sedikit.
  2. Kalo membeli jangan ragu antri paling bawah dari harga closing 7-10% boleh masuk, jika dapat, take profit sekitar 3-5%. (Jika bisa untung satu hari kenapa tidak)
  3. Mau aman, pilih BUMN.
  4. Kondisi Resesi seperti sekarang ini dapat membawa market kepada ‘long term bearish’ (penurunan jangka panjang), jadi kalo ada untung jangan segan-segan take profit-lalu tunggu waktu utk beli kembali.
  5. Rumor dan berita baik tidak banyak pengaruhnya jika pasar sedang turun brutal. Tapi boleh dicermati, sebab apabila terjadi rebound (mantul ke atas) maka saham yang lagi dilanda rumor/good news naik lebih tinggi.
  6. Mulai cari/pelajari saham unggulan (Bluechips) berfundamental baik dan cermati harga murahnya sampai di mana, lakukan pembelian sedikit demi sedikit. Jika sinar terang mulai muncul di ujung terowongan gelap resesi ini maka itulah masa rally atau long term bullish dan coba tebak saham apa yang terus naik dan naik lagi.
  7. Khusus penggemar gorengan. Jika tetap mau beli, maka carilah saham gorengan yang likuid (sebelum resesi) yang sudah jatuh paling brutal. Beli sedikit-sedikit (harganya udah murah abiss). Perhatian, batasi dananya 15-20% dari total investasi. Laennya main bluechips!
  8. Last thing: Be confident in your trading! (Jangan sekedar ikut-ikutan orang lain)

By Volmer Simanjuntak

Read More...
Template by - Abdul Munir | Daya Earth Blogger Template